Kebaktian Kaum Muda :
02-03-02
oleh : Pdt. Yakob Joko
Basuki.
Puji Tuhan !! Kita sudah dituntun oleh Tuhan dalam
mengabdi kepada kehendak Tuhan, dan melayani selama dua bulan, lembar kedua
dari bulan Maret tahun 2002, ini semua merupakan anugerah Allah. Kalau sekarang kita dapat beribadah di rumah
Allah ini adalah semata-mata anugerah dari Tuhan Yesus. “Berbahagialah
orang yang membaca, mendengar, menuruti dan menyimpan Firman Allah”
Sebelum kita memasuki Injil
Lukas pasal 12 kita membaca terlebih dahulu I Petrus 4. Ini merupakan suatu
kesukaan bagi kehidupan orang-orang Kristen. Bagaimanakah kehidupan Kristen itu
?
ayat : 4-7 :”kesudahan
segala sesuatu….berdoa”
ini adalah bagian
“vertikal”NYA dan untuk bagian “horisontal”nya kita membaca dalam ayat : 8-9 : “tetapi….amin”
Dalam tahun 2002 ini kita
memperbaiki “mulus” dan memperindah bagian “vertikal itu menguasai diri, agar
menjadi kehidupan yang dapat menyembah
Tuhan, ini pula adalah
“bukti” kita menyimpan firman dan Roh
Kudus. “Kesudahan segala sesuatu sudah
dekat” dan dalam II Petrus 1 : 3 disebutkan betapa hebatnya “kesudahan”
itu, dimana semua unsur-unsur dunia akan terbakar. Oleh sebab itu “betapa suci dan salehnya kamu harus hidup”
Jadi sebagai
kehidupan muda yang sudah dibina sejak dari sekolah minggu, kita sudah banyak
mendengar firman Tuhan. Biarlah di tahun 2002 ini kita memperindah “hubungan”
kita dengan Tuhan, bukan saja dengan doa permohonan, doa ucapan syukur atau doa syafaat, tetapi kita meningkat di dalam doa penyembahan
kepada Tuhan. Dalam Wahyu 11 : 1 disebutkan “ukuran” daripada penyembahan itu
adalah sampai daging ini tak bersuara, dan dalam Roma 8 : 26, disebutkan
bahwa Roh Kudus membantu kita di dalam tiap-tiap doa. Begitu Tuhan mengasihi
kita, Ia setia membangunkan kita, entah itu jam 3 pagi, jam 4 pagi, saat-saat
itu adalah saat kita dengar-dengaran kepada suara Roh Tuhan, kita bangun dari
tempat tidur untuk menyembah Tuhan. Tubuh ini dipakai untuk percaya dan
bertobat, jiwa kita dipakai untuk berharap pada Tuhan, sedangkan roh ini
kesukaannya tak lain adalah menyembah Tuhan. Kalau kita belum menyembah Tuhan
akan merasakan ada sesuatu yang kurang, tetapi kalau kita dapat menguasai diri
untuk menyembah Tuhan : “haleluyah”,
“syukur, haleluyah” betapa kita dapat menikmati Roh Kudus dicurahkan kepada
kita. Kita mengawali segala sesuatu dengan berdoa.
-
Markus 1 : 35, pagi-pagi benar Yesus pergi ke tempat yang sunyi
untuk berdoa. Yesus sudah memberikan
contoh/teladan. Jadi setiap hari Yesus ada “saat-saat teduh” dengan Allah di
sana.
-
saat Tuhan memilih kedua-belas muridNya, Ia semalam-malaman berdoa
-
saat Tuhan Yesus mau disalibkan Tuhan Yesus juga berdoa dengan sengsara
luar biasa, sehingga keringatnya bagaikan darah
-
saat Tuhan berada di atas kayu salib, Iapun masih beroda
-
sekarangpun Ia berdoa di sorga. Menurut surat Roma pasal 8, Ia juga
menjadi pembela atau pendoa syafaat bagi kita.
Ada dua hal yang paling
penting bagi sikap-sikap kita di sepanjang tahun 2002 ini adalah memperbaiki
hubungan “vertikal” kita dengan Tuhan, yaitu
dengan dorongan dari firman dan Roh Kudus kita menjadi penyembahan penyembahan
Tuhan dalam roh dan kebenaran, dan
kasih itu menutupi banyak sekali dosa. Saat kita menyembah kepada Tuhan ini
adalah sikap-sikap berdoa, dimana kasih Allah dan Roh Kudus dicurahkan bagi
kita. Tidak ada kekuatan yang melebihi Roh Kudus, tak ada kekuatan yang
melebihi kasihnya Allah. Kita melewati sepanjang hari ini dengan “saat-saat
teduh” dengan Tuhan, “Imanuel” Allah
beserta kita, tutur kata dan perbuatan kita menjadi berkat bagi sesama, “jikalau seseorang berbicara hendaklah ia
berbicara seperti orang yang menyampaikan firman”, artinya ditandai dengan
kebenaran, apapun yang kita lakukan menjadi berkat kepada sesama kita.
Sedangkan “horisontal”nya adalah dalam pelayanan.
Dalam Markus 10 : 45, Tuhan Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani
tetapi untuk melayani. Jadi kita melayani sesuai dengan kasih karunia Allah.
Epesus 4 : 7, kita
masing-masing mendapat karunia daripada Allah yang harus dikembangkan, sebab
kerajaan sorga ditandai dengan aktifitas dari imam-imam dan raja-raja, jadi
sidang jemaat bukan hanya menjadi
jemaat biasa, tetapi harus meningkat menjadi imam-imam..
Kita kembali pada
Injil Lukas 12. Ini terkena pada Pintu Tirai “Perobekan daging”,
ada lima tabiat daging yang harus dirobek, yaitu :
I : pura-pura/munafik
(ayat : 1-3)
II : takut ( ayat : 4-12)
III : kehendak yang tak
pernah puas (ayat : 13-21)
IV : kuatir (ayat : 23-34)
V : lengah ( ayat : 35-68)
Kita mengikuti masing-masing
penjelasan dari lima tabiat daging yang harus dirobek :
I
. Hal pura-pura / munafik.
Lukas 12 : 1-12, sedangkan malam ini kita membahas hal
pura-pura di dalam ayat : 1-3
“sementara itu…..kamu
katakan”
Bunyi pericop di atas adalah
“pengajaran khusus bagi murid-murid”
Yesus selalu masuk di dalam Bait Allah untuk menginjil dan mengajar.
Menginjil à memanggil orang-orang agar
percaya kepada Yesus
Mengajar à memberikan pengajaran agar iman kita ditingkatkan, kita disucikan
untuk menjadi orang-orang yang percaya masuk di dalam proyek “Pembentukan Tubuh Kristus”.
Siapakah yang dikatakan
“murid-murid” itu ? kita baca mengenai “dalil” murid Tuhan di dalam :
Yohanes 8 : 31-32 :”maka
katanya…kamu”
yaitu orang-orang yang tetap
di dalam firman kebenaran yang memerdekakan kita. “merdeka” artinya tak lagi
diperhamba oleh dosa, tetapi sekarang kita menjadi hamba kebenaran dan
kekudusan yang berakhir dengan kehidupan yang kekal.
Kaum muda yang dikasihi
Tuhan, imamat kita tidak boleh lepas dari pengajaran Firman Allah yang
murni, agar menghasilkan imamat yang baik dan yang benar di hadapan Tuhan.
Jadi tingkah laku, sikap-perbuatan kita yang baik dan yang benar adalah hasil
dari Firman Allah yang murni.
Keluaran 29 : 1,2 ; 23,24
:”inilah yang …..dihadapan Tuhan “
Jadi dasar imamat yang benar
harus didasarkan dengan konsekwensi pengajaran firman yang murni, dan yang
sehat, artinya tahbisan imam-imam itu dinyatakan seperti “roti” atau “apem
pakir yang tak beragi”, tidak beragi. Dalam Lukas 12 : 1 tadi, Yesus
mengajar kepada murid-muridNya :”waspadalah
terhadap ragi orang Parisi yaitu kemunafikan”.
Oleh sebab itu imam-imam diwajibkan mengikuti tiga macam
kebaktian di sini, agar pelayanan imamat kita tak terlepas dari hasil ketekunan
kita menerima pengajaran Firman Allah yang murni, yaitu : -1. Kebaktian Umum “Pelita Emas” à kita bersekutu dengan Roh
Kudus
-2. Kebaktian Bible Study “Meja Roti Sajian” à bersekutu dengan firman
Allah d ibadah
-3. Kebaktian Doa “Mezbah Dupa” à bersekutu dengan kasih
Allah.
Tiga macam ibadah ini bukan
peraturan gereja yang mengada-ada, tetapi ini akan menghasilkan imamat yang
benar : sikap/perbuatan yang baik, pelayanan yang tidak disertai dengan “ragi”
kemunafikan, yang dapat merusakkan seluruh “adonan” anggota tubuh Kristus.
- “ragi” orang Parisi : pengajaran-pengajaran sesat (
Matius 16) : mengijinkan perceraian
- “ragi” orang Saduki : nikah hanya satu kali kemudian
selesai.
Roma 6 : 17-20:”tetapi
syukurlah….mentaati pengajaran…kepadamu”
“….kamu telah….dari
kebenaran”
Kisah Rasul 42 :
41,42:”orang-orang yang …..dan berdoa”
Jikalau imam-imam tidak
memperhatikan pengajaran firman, maka ia akan ditolak menjadi imam-imam. Hosea
4 : 6-9 :”umatku binasa…kepadanya”
Sekali lagi saya katakan : “tekunlah memperhatikan pengajaran Firman !!”
sebab imam-iman yang tidak memperhatikan Firman Allah, ia adalah “ragi”
bagaimanakah nanti kehidupan sidang jemaat ? saudara menjadi sandungan. Jadi alangkah tidak benarnya kalau “saat”
pengajaran firman disampaikan para imam-imam kaum muda berada di luar. Saudara
imam-imam harus ditandai dengan “tekun”
pada pengajaran firman yang benar, sebab itu menghasilkan imamat yang
benar. Bagaimana kalau kita mengabaikannya ?
ayat : 6 “umatku binasa karena tak mengenal
Allah dan menolak pengenmala itu, maka
aku akan menolak engkau jadi imamku, karena engkau melupakan pengajaranku , aku
juga akan melupakan engkau”
Imam-imam itu akan ditolak,
sebab tak tekun dalam pengajaran firman agar penyucian kita berkelanjutan.
Seorang imam adalah berdiri sebagai “perantara” antara manusia dan Allah yang
membawa berita pendamaian, baik ia
sebagai imam “paduan suara”, imam “musik”, imam “pelayanan keluar”, atau imam
“bidang apapun” juga. Bagaimana saudara menyampaikan berita pendamaian kalau
seorang imam itu sendiri menolak pengajaran firman, tak tekun dalam tiga macam
ibadah ?
Lukas 8 : 18 : “yang jatuh
di ….ketekunan”
Kita melihat di dalam Maleakhi 2 : 7 bahwa orang akan mencari pengajaran dari mulut para imam-imam. Apakah ada pengajaran di dalam mulutnya ? apakah imam-imam itu “tekun” dalam pengajaran firman ?
“sebab bibir…..semesta alam”
Imam-imam adalah utusan
Tuhan “Ambassador” untuk membawa berita pendamaian, dan dari mulutnya orang
akan mencari pengetahuan dan pengajaran.
Pengetahuan disini adalah peningkatan dari iman sampai pada kebajikan,
kebajikan ditambah dengan pengetahuan, pengetahuan ditambah dengan penguasan
diri, pengusaaan diri ditambah dengan ketekunan, ketekunan ditambah dengan
kasih akan saudara, kasih akan saudara ditambah dengan kasih akan semua orang. “Jika hal itu ada pada padamu dengan
berlimpah-limpah kamu dibuatnya berhasil dalam pengenalanmu dengan Tuhan Yesus”
kita tak mudah tersandung, bahkan kita mendapat “tiket” masuk di dalam kerajaan
Tuhan Yesus Kristus yang kekal.
Pada Amsal 12 : 1, seorang
imam-imam ini rela untuk ditegor, dinasihati untuk memperbaiki segala sikap dan
perbuatannya
“siapa yang ….adalah dungu”
Jadi orang yang mencintai
pengajaran firman adalah orang yang rela ditegor, rela dinyatakan kesalahannya,
rela dinasihati. Ini bukti seseorang yang mencintai pengajaran Firman Allah.
Dalam II Timotius 3 dikatakan bahwa kamu sejak kecil sudah mengenal “kitab
suci” firman Allah yang bermanfaat : - memberikan hikmat
- menuntun kita pada keselamatan
- mendidik orang dalam pengajaran
- melengkapi milikNya dengan
perbuatan-perbuatan yang baik.
Seorang imam juga harus setia.
Di dalam kitab Wahyu, disebutkan Allah kita adalah Allah yang benar dan setia, “hai hamba yang baik, hambaku yang setia
masuklah dalam kesukaanKu selama-lamanya”.
Mari kita membaca tentang “perhiasan
seorang imam” di dalam Titus 2 :
9,10 :”hamba-hamba….juru selamat kita”
Itu perhiasan dari orang
yang menerima pengajaran firman yaitu “tunduk” taat dan setai seperti
seorang hamba ”Dolos” tidak memiliki kehendak diri sendiri, tetapi hanya mempunyai kewajiban dan haknya ada di
dalam tangan Allah. Pelayanan seorang imam harus disertai dengan rasa tanggung
jawab, dalam penataran imam-imam saya katakan bahwa di pundak kanan imam itu
disertai tanggung jawab dalam ibadah, dalam pelayanan dan dalam tahbisan. Kalau
tidak dapat melayani, kita harus melapor pada pimpinan imamat. Kalau saudara
pergi ke luar kota melapor kepada Bapak Gembala, agar diadakan doa penyahutan
yang dilakukan setiap hari untuk keselamatan saudara saudara sekalian, saat
mencari nafkah, saat study dan
lain-lain. Ini berkat hikmat Tuhan dari sorga, bukan hikmat “IQ jongkok”, ini
firman yang memberikan hikmat , firman yang menuntun, mengajar dan mendidik
orang pada keselamatan.
Jadi dalam imamat kita ada
kemunafikan, apakah itu kemunafikan ? antara sikap seorang imam diluar
gereja dengan sikap di dalam gereja tidak sama. Kalau di dalam rumah,
atau gereja kita adalah imam-imam, tetapi dimasyarakat kita bukan seorang imam,
itu namanya munafik, korupsi, hati-hati saudara. Jikalau imamat saudara hanya
di dalam gereja saja, berarti saudara seorang imam yang munafik.
I Timotius 4 : 1,2 :”tetapi
Roh…..cap mereka”
Nanti akan menjadi
pendurhaka , ada “roh mendurhaka”, itu roh setan. Ada tiga musuh yang kita
hadapi : - setan sudah dikalahkan oleh Yesus, Ia dari tempat Maha Tinggi turun
menjadi
manusia, Ia sebagai hamba, taat sampai mati
tergantung di atas kayu salib. Ia
mendapat Nama di atas segala nama, sehingga segala
lutut bertelut.
- nabi-nabi palsu dengan roh penyesatannya
- antikris dengan roh penghojatannya.
Jadi kalau kita tidak tekun di dalam pengajaran yang sehat, sebab Roh dengan tegas mengatakan, bahwa di waktu-waktu kemudian, yaitu di akhir jaman ini. Bapak gembala mengatakan “kalau seseorang sudah terkenan ajaran sesat sangat sulit untuk kembali, kalau orang berjinah, mencuri masih gampang bertobat, tapi kalau sudah tersesat dengan pengajaran-pengajaran sesat, ia sulit untuk bertobat” , sebab ia merasa lebih benar dari firman Tuhan, merasa lebih suci dari Roh Kudus. “waspadalah dari demon-demon !!” roh-roh pendurhaka seperti disebutkan di dalam Epesus 2 : 2 :”kamu hidup….orang durhaka”
setan adalah roh yang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka, disini dikatakan :”kamu sedang berjalan
di jalan setan” kalau kita sudah masuk di dalam pengajaran setan, maka kita
menjadi orang durhaka, yang merupakan sifat dari setan. Padahal dalam Titus
2 tadi disebutkan bahwa perhiasan seorang imam adalah 1.tunduk pada atasannya, 2. jujur, 3. taat dan setia.
Yesaya 14: 12-15:”wah,
engkau….di liang kubur”
Ada disebutkan sebanyak lima
kali perkataan : “ aku…aku.,..aku …dan
dijatuhkan”. jadi saudara sebagai
seorang imam jangan ada sesuatu yang dibanggakan, merasa dirinya penting, “kalau aku tidak ada nanti tidak karuan”
dan sebagainya. Selama kita masih dilibatkan di dalam pelayanan semata-mata
adalah kasih karunia Allah !!
Semakin hari kita lebih merendahkan diri.
Matius 6 : 2,5,16:”jadi
apabila….upahnya”
jadi di dalam ibadah juga
terdapat kemunafikan. Di dalam hukum keadilan ini di dalam hal memberi, hal
berdoa, dan hal berpuasa, kalau dalam memberi, berdoa, berpuasa hanya untuk:
1. dipamer-pamerkan,
dipuji oleh manusia, mencari “upah” dari manusia, berarti itu sudah
mendapat upahnya, ia tidak mendapat upah dari Tuhan.
2. ada pamrihnya (
matius 7 : 4,5) salah satu unsur kemunafikan adalah suka mencari kesalahan
orang lain. Rasul Paulus mengatakan kita harus menghukum diri
sendiri, jangan cepat
mencari kesalahan
orang lain. Kita menuding kesalahan orang lain, maka tiga jari menunjuk
pada diri sendiri, dan satu jari lagi
menunjuk pada Tuhan Yesus. “oh,
kalau begitu kita menudingnya dengan lima jari semuanya saja”, itu tidak
ada. Jadi ciri dari orang munafik suka mencari kesalahan orang lain.
Bilamana seorang imam paduan
suara, atau imam musik dalam ibadahnya terjadi kemunafikan ?
Matius 15 : 7-9 :”hai
orang-orang….perintah manusia “
“bibirnya memuliakan Aku,
tetapi hatinya jauh daripadaKu” à kemunafikan
Jadi sikap di luar dengan di
dalamnya tidak sama. Perhatikan bagi anggota imam paduan suara yang baru dan
anggota imam yang lama, saudara berdiri di depan “menyanyi” itu menyampaikan
berita firman. Berita firman itu kuat, bila sudah mengalami berita itu, artinya
sudah ada pengalaman dengan firman. Bapak Gembala mengatakan “beban firman “
Jadi kaum muda berdiri di
sini menyaksikan “menyanyikan” berita “pujian” kata-kata itu adalah firman
Allah, firman Allah itu harus sudah saudara alami. Kalau tidak, “mereka memuliakan Allah dengan bibirnya
tetapi hatinya jauh daripadaKu”. Dalam kitab Amsal dikatakan orang yang
menolak pengajaran firman doanya merupakan kekejian dan ditolak Tuhan. Kita belajar menyampaikan berita firman, “Tuhan, berikan aku kemampuan, agar apa yang
saya sampikan nyanyikan ini dapat saya alami”, diri sendiri harus mengalami
pekerjaan firman, agar orang lain juga menerima berkat firman itu. Seorang imam ada dalam “pengurapan” bila
bertekun di dalam tiga ibadah ini : “kamu
akan menjadi saksiKu bila Roh Kudus turun atas kamu”.
Bila Saudara merindu dalam
pelayanan, maka saudara juga merindu di dalam penyucian, tapi bila tidak, maka
penyucian, dan pengurapannya akan merosot. Sekalipun saudara imam-imam kaum
muda, jangan dianggap rendah, sebab kita menjadi teladan kesucian di dalam
perkataan dan perbuatan
Sekali lagi saya
mengulangi bahwa “modal pelayanan” kita di dalam bidang apapun juga adalah keobahan
hidup kita.
I Petrus 2 : 1- :”karena itu….fitnah”
Inilah kerapuhan yang harus
dibuang, yaitu tipu muslihat, kejahatan, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah,
agar hati kita penuh ketenangan, kasih Allah mendorong Roh Kudus untuk
sembahyang Roh Kudus mengangkat doa kita seperti “asap” menembus sampai di
Hadirat Allah (kerajaan sorga). Kita dilepaskan dari hukuman Allah , sebab
orang munafik ini akan disesah (Matius 24: 51) dipukul dengan “keras”. Kalau
dari ayat : 1 sudah kita tanggalkan, maka kita mendapat kekuatan dalam ibadah
doa kita, dan kita mengalami pembukaan firman menjadi “manusia yang lahir
baru”, selalu bergairah dalam mendengarkan firmanTuhan, itu ibadah yang bertumbuh.
Kepada 29 orang imam-imam kaum muda yang setelah ibadah ini akan mulai
melayani, saya mengucapkan “selamat melayani Tuhan “ puji Tuhan !!
KABAR MEMPELAI INTERNASIONAL