Kebaktian Tutup Buka Tahun : 31 Desember 2001

oleh : Pdt. Pong. Dongalemba.

 

 

 

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan, saya menyampaikan salam sejahtera dan selamat berbahagia dalam menerima sabda Tuhan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Firman Tuhan malam ini kiranya menjadi bekal bagi kita dalam melangkahkan kaki mengikut Tuhan di tahun 2002 nanti, di mana saat ini banyak orang hidup dalam keadaan kuatir dalam semua bidang kehidupan. Banyak saya mendengar orang-orang yang penuh kekuatiran dan tidak punya pengharapan untuk tahun 2002 ini, tetapi marilah kita mendengarkan Firman Tuhan, supaya apapun yang terjadi di tahun 2002 nanti, kita tetap bersama Tuhan. Apapun yang terjadi, Tuhan tetap memegang tangan kita, dan Tuhan menguasai kehidupan kita. Saat ini IA ada di tengah-tengah kita dalam bentuk FirmanNya, Firman yang kita dengar itu adalah pribadi Tuhan sendiri, RohNya ada dalam kita, kekuatanNya di dalam kita dan KasihNya menguasai perhatian kita untuk mendengarkan Firman Tuhan. Puji Tuhan !!

 

Kita berada pada perbatasan tahun 2001-2002, dan kita membaca beberapa Firman Allah di dalam kitab nabi Yosua. Yosua adalah utusan Tuhan menggantikan nabi Musa, ia adalah hamba Allah dan hamba Musa. Dan karena Yosua begitu setia dalam memperhatikan Firman Tuhan, maka ia yang dipercayakan oleh Tuhan untuk melanjutkan memimpin bangsa Israel masuk ke negeri Kanaan. Kehidupan kita bagaikan di tapal batas, di mana dunia ini dikatakan oleh orang dunia “akan kiamat” tetapi kita katakan “Tuhan akan datang”, di mana kita masuk dalam kerajaan Allah kekal selamanya bersama dengan Dia.

Saat berada di tapal batas, apakah yang harus kita perhatikan ?

 

Pada kotbah hari Minggu kemarin (30 Desember 2001) : Bagaimana perhatian kita terhadap Firman Allah, teristimewa dalam Pengajaran Mempelai, Injil tentang kemuliaan Kristus, pandangan kita tertuju pada Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian ini yang akan memimpin bangsa Israel masuk ke negeri Kanaan, demikian juga Pengajaran Mempelai ini akan merupakan pengajaran yang menunjuk pada mempelai Pria sorga yaitu Yesus Kristus, sementara gereja Tuhan dalam Matius 25 : 5 dikatakan “…mengantuklah mereka semua lalu tertidur.”  Dan satu-satunya berita yang bisa membangunkan gereja Tuhan dari “tidur rohani”nya ini hanyalah berita yang menunjuk pada mempelai Kristus, “…Mempelai datang! Songsonglah dia!!” Itulah Tuhan Yesus yang akan datang kembali.

Kita perhatikan hal ini di hari-hari ini!!!

 

Kitab Yosua pasal 3, 4 dan 5, sudah saya mulaikan pada hari Minggu yang lalu, di mana pasal 3 berbicara tentang bangsa Israel yang masih berada di padang belantara, di tepi Timur sungai Yordan. Bangsa Israel sudah berada di tapal batas, di ujung dari padang belantara à ini berbicara tentang : suatu waktu perjalanan hidup rohani kita berada dalam keadaan seperti ini, dan kalau kita melihat tanda-tanda ini, kita sebenarnya sudah berada “di pinggir” sungai Yordan ini, dan tinggal 1 (satu) rintangan yang harus diatasi, maka bangsa Israel sudah masuk ke tanah Kanaan. Rintangan ini adalah sungai Yordan, yang berbicara tentang pengalaman kematian bersama Tuhan atau sengsara bersama Tuhan, yang juga akan dialami oleh setiap orang yang akan masuk ke dalam tanah Kanaan Samawi. Bagi dunia, kematian ini benar-benar mematikan, tetapi bagi kita anak-anak Tuhan adalah terlepas dari segala pengaruh padang belantara/ siksaan padang belantara, untuk masuk ke dalam tanah Kanaan dan  memperoleh “kehidupan baru”.

Mari kita memasuki tahun 2002 ini dengan segala kekuatan dari Tuhan.

Perhatikan ini : jangan terpengaruh dengan ramalan-ramalan, apapun ramalan yang terjadi kita jangan terpengaruh. Memang banyak ramalan untuk tahun 2002 ini yang sungguh mengerikan, tetapi sekali lagi saya katakan : jangan terpengaruh, tetapi dengarkan Firman Tuhan  yang mengatakan “memang ada masa yang benar-benar sengsara.” Saya tidak tahu apakah itu nanti merupakan suatu kegenapan dari Firman Allah, bahwa gereja Tuhan bersama dunia ini akan mengalami masa yang benar-benar sengsara.

Kita baca lebih dulu kitab Wahyu 3 : Bagaimana dunia ini masuk dalam sengsara, tetapi apa yang harus kita lakukan?

 

“Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.” (Wahyu 3 : 10)

 

Jadi ada masa di sini yang istilahnya disebut “pencobaan”.

Ini masa krisis yang hebat untuk seluruh dunia, fakta-fakta dan gejala-gejalanya kita sudah melihat, hampir seluruh negara dunia mengalami krisis, terkena imbas. Memang dunia ini akan mengalami hari-hari pencobaan, tetapi marilah kita menuruti Firman Tuhan dan tekun menantikan Dia. Di hari pencobaan bagi dunia ini, biarlah bagi kita merupakan suatu “pengalaman kematian bersama Tuhan” untuk  menerima “kemuliaan bersamaNya”.

 

Kita kembali pada kitab Yosua 4 : kita melihat bangsa Israel dalam pengalaman menyeberang di tengah-tengah sungai Yordan, itu menubuatkan tentang gereja Tuhan berada di tengah-tengah pencobaan yang dialami seluruh dunia. Di sana ada orang Kristen, orang bukan kristen dan semua orang ada di situ. Seluruh dunia akan mengalami hal ini, tetapi apa yang harus kita lakukan? Di  sini, di tengah-tengah pencobaan yang menimpa atas seluruh dunia ini, kita akan dibebaskan oleh  Tuhan.

 

“Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang.” (Yosua 4 : 9)

 

Bagi saudara-saudara yang sudah membaca kitab Yosua pasal 3 – 5, yang sudah saya sampaikan pada hari Minggu (30 Desember 2001), (sebab akan saya bicarakan pada malam ini), saudara yang sudah membaca tentu tahu ceritanya ini. Saya akan mengambil ayat ini yaitu saat bangsa Israel menyeberang di tempat yang kering itu. Di sini dikatakan bahwa Yosua menegakkan 12 batu di tengah-tengah sungai Yordan. Jadi pada saat sungai Yordan ini kering, di dalam sungai Yordan ini Yosua mendirikan 12 batu. Angka 12 pada kitab Wahyu menunjukkan Yerusalem Baru, angka 12 ini berbicara tentang Persekutuan.

 

“Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho. Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: "Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-batu ini? maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering!

 (Yosua 4 : 19 – 22)  

 

Jadi, ada 2 tumpukan batu sebanyak 12 batu di dalam/ di tengah sungai Yordan. 12 batu lagi di tepi sungai Yordan sebelah barat tanah Kanaan. Jadi ada 2 x 12 batu. 12 batu ini berbicara tentang Persekutuan, hanya berbeda waktunya : 12 batu di dalam sungai Yordan berbicara tentang Persekutuan dengan Tuhan dalam sengsara, sedangkan 12 batu di tepi sungai Yordan sebelah Barat berbicara tentang Persekutuan dengan Tuhan dalam Kemuliaan/KebangkitanNya.

Kita melihat bahwa kalau kita bertekun dalam pengalaman kematianNya maka Tuhan akan memberikan kita kelepasan, tidak ikut binasa/ hanyut dengan dunia ini, tetapi kita hidup kekal bersama dengan Dia dalam Kemuliaan.

 

Dalam surat I Petrus 4, kita melihat pengertian dari pengalaman sengsara ini, supaya kita tahu apa yang kita peroleh dalam pengalaman sengsara bersama Yesus.

 

“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.” (I Petrus 4 : 12)

 

Jadi, terjadi sengsara tetapi kita jangan heran.

 

“Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.” (I Petrus 4 : 13  - 14)

 

Dengarkan baik-baik : Di saat kita “mati/ menderita” bersama Tuhan, kita bukan “mati” tetapi di saat itu Roh Kemuliaan Tuhan bersama kita à Ini nasihat Tuhan untuk kita pegang di tahun 2002.

Seandainya memang saat itu sengsara menimpa dunia ini, yang di dalamnya ada orang Kristen/ anak-anak Tuhan, kita jangan ikut binasa bersama dunia ini tetapi tetap teguh berpegang pada Firman Tuhan dan tekun menantikan Dia, sebab itu merupakan jalan kelepasan kita dari keadaan dunia ini. Jadi sekali lagi, seandainya terjadi krisis yang dahsyat, di mana banyak orang binasa tetapi orang-orang yang percaya kepada Dia tetap berpegang pada Firman Tuhan. Pada Minggu yang terakhir ini kita sudah mendengar bagaimana Tuhan mengajar kita untuk memperhatikan Firman Tuhan dan merenungkan kembali Firman Tuhan yang sudah kita dengar dari tahun ke tahun. Sampai pada Minggu tanggal 30 Desember kemarin, Tuhan masih berbicara supaya kita memperhatikan Firman Tuhan. Alangkah bahagianya kita kalau sempat menampung Firman Tuhan, sedikitnya dalam catatan. Baca kembali catatan atau kita taruh itu dalam ingatan kita, dan renungkan kembali ingatan itu agar menjadi kekuatan dan masuk dalam hati untuk menjadi iman. Itu yang kita pegang dalam menghadapi situasi ini, tidak ada pegangan lain. Harta benda tidak dapat kita kuasai, dalam hal ini setan/antikris sudah siap untuk mengumpulkan segala kekayaan dunia ini, dan orang yang tidak kuat dalam Tuhan akan tunduk untuk menyembah pada setan hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Coba bayangkan, betapa jahatnya setan. Manusia di hari-hari ini diperkuda untuk mencari harta benda, menggali dari hasil dalam tanah, darimana saja dikumpulkan untuk jatuh dalam satu tangan yaitu tangan antikris. Manusia sudah begitu berlelah sampai lupa Tuhan dan pada akhirnya semua jatuh dalam tangan antikris yang sudah siap. Kita melihat pasar dunia ini sudah mulai disatukan.

 

Mulai besok, mata uang Euro sudah berlaku untuk wilayah Eropa, kita tidak tahu keuangan kita di belahan dunia kita ini nanti. Pasar-pasar itu mulai disatukan, dan kalau kita melihat tanda-tanda ini kita harus waspada, bagaimana setan begitu menggoda manusia untuk diperkuda. Penderitaan akan begitu banyak. Kita melihat bagaimana pengaruh dari keuangan ini. Mungkin saya berkata berkelebihan tetapi saya katakan bahwa kita sudah menderita karena pengaruh keuangan ini, rakyat menderita karena keuangan (mungkin saya berkata salah sebab ini dari pandangan saya), tetapi mungkin dari pandangan politik, ekonomi lainnya, umpamanya berbeda tetapi tidak mungkin melenceng jauh dari apa yang saya katakan. Kita sudah harus sadar untuk mengalihkan pandangan kita kepada Tuhan yang sudah bersabda dan yang sudah mengasihi kita untuk memperhatikan FirmanNya !!

Saya harus bersaksi, bahwa Tuhan tidak pernah menipu manusia. Mulai saya merasakan dari pengalaman saya sendiri, Tuhan mencabut saya dari cita-cita saya yang muluk-muluk tetapi Tuhan mencabut untuk  menaruh di tangan Tuhan. Dulunya saya merasa tidak senang, saya merasa rugi, tetapi setelah saya berada dalam tangan Tuhan, saya harus bersaksi malam ini bahwa Tuhan tidak menipu saya, Tuhan bahkan menolong saya dan saya taruh hidupku dalam tangan Tuhan. Kehidupan sidang jemaat harus berada dalam tangan Tuhan : Percayakan hidupmu dalam tangan Tuhan, sengsara yang kita terima bersama dengan Roh kemuliaan!!

Saudara percaya ? Sengsara bersama Tuhan, disertai dengan Roh kemuliaan, kita tidak dirugikan oleh Tuhan. Itulah Yosua pasal 4.

 

Kita maju pada Yosua pasal 5.

Jadi perhatikan, setelah Yosua pasal 3 Tuhan menyuruh kita memperhatikan gerakan dari Tabut Perjanjian, itulah gerakan dari Firman Allah yang memuncak, menunjuk pada Kemuliaan Kristus, itulah Injil tentang Kemuliaan Kristus, berita mempelai, berita tentang kedatangan Tuhan. Sekarang kita menyeberang, kita mengalami sungai Yordan itu, tetapi jalan yang kita tempuh adalah jalan yang dibukakan oleh Firman Tuhan, kita nanti jalannya tidak buntu, tetapi jalan di tengah-tengah derita dari dunia ini. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan, jalannya tidak akan buntu, Tuhan membuatkan jalan bagi kita semasa kita hidup di waktu-waktu yang lalu. Bangsa Israel saat berjalan di padang belantara, Tabut Perjanjian itu sudah memimpin mereka di tempat perhentian. Selalu ada ujung yang baik, demikian juga di hari-hari ini di saat gereja Tuhan berada di masa yang dahsyat, bersama itu Roh Kemuliaan Tuhan turun dalam kita untuk kita masuk ke dalam negeri Kanaan.

 

Ada 2 pengertian dasar yang saya temukan, tetapi mungkin banyak pengertian yang lain, apalagi bagi saudara-saudara yang menyelidiki Firman Allah tentu tak terbatas, tetapi yang saya temukan adalah ini : Tanah Kanaan berbicara tentang kegerakan, bangsa Israel pernah tinggal di negeri Kanaan itu  tetapi negeri Kanaan di waktu itu dilanda oleh kelaparan, tidak ada gandum/makanan. Ada kegerakan tetapi tanpa “gandum”. Ini juga suatu nubuatan jaman ini. Hidup dalam kegerakan, ada kegerakan tetapi tidak ada Firman Tuhan. Manusia itu “lapar” kalau ia jujur mau mengakui, sebab tanpa Firman Allah mereka merasakan “kekosongan” besar yang tidak dapat diisi oleh apapun juga. Mereka coba mengisi dengan berkat uang, tetapi tidak puas, itu tidak cukup sehingga akhirnya mereka juga melihat bahwa uang bukan segala-galanya. Orang kristen yang hidup dalam kegerakan tetapi kegerakan tanpa Firman Tuhan, ia akan lari meninggalkan “Kanaan”. Sekarang Israel kembali, tadinya mereka sudah mengalami bersama Tuhan di negeri Mesir, sekarang mereka kembali ke tanah Kanaan tetapi kali ini tidak dalam keadaan kelaparan. Kita ada kegerakan yang lain, yaitu kegerakan dari Firman Allah yang akan kita lihat. Kita tidak dapat perhitungkan hari, tanggal dan tahunnya, tetapi kalau umpamanya diijinkan segera terjadi kegerakan di tahun 2002, kegerakan itu akan bersama Firman Allah, kegerakan yang menghasilkan buah-buah yang kekal, buah-buah yang permanen. Kanaan itu berarti kerajaan Allah yang akan kita alami bersama dengan Dia selama-lamanya.

 

Kita melihat kitab Yosua pasal 5, apa isinya ?

Ada 3 hal dalam bagian kitab Yosua 5 ini, yaitu :

I .   Ayat 1 - 9 : Tentang orang Israel yang disunat/ penyunatan.

Jadi begitu masuk di negeri Kanaan, bangsa Israel disunat. Ini orang-orang baru semua sebab orang-orang Israel yang tua yang masih mengalami kehidupan di negeri Mesir itu mati di padang belantara, kecuali Kaleb dan Yosua, hanya 2 orang, yang lain sudah mati semua sehingga mereka ini harus disunat, sebab dulu mereka tidak sempat disunat dalam perjalanan di padang belantara.

II.  Ayat 10 - 12 : Tentang Paskah.

III. Ayat 13 - 15 : Tentang Pedang.

 

3 (tiga) hal ini, yaitu kegerakan untuk bersunat, kemudian kegerakan untuk berpaskah dan kemudian dengan pedang. Pedang juga berbicara tentang Firman Allah.

 

I. Tentang PENYUNATAN

(Yosua 5 : 1 – 9)

 

“Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh. Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang.” (Yosua 5 : 8 – 9)

 

Bangsa kafir berbicara tentang “daging”. Kalau kita masuk dalam kegerakan, kita melawan kegerakan dari “daging”. “Daging” itu sebenarnya sudah ketakutan, jadi kita menghadapi musuh yang sudah ketakutan, seharusnya ya gampang, cuma banyak kali kita malah menjadi takut. Ini “daging”, yang kalau kita bawa pada kegerakan dari Firman Allah, ia ketakutan, ia tidak bisa menakut-nakuti kita. Ayat ini jelas.

 

 “…Kuhapuskan cela Mesir…” à perhambaan dosa itu dihapuskan oleh Tuhan.

 

Jadi masuk ke tanah Kanaan itu kita menerima. Di sini dibicarakan tentang penyunatan, sebetulnya kita dibebaskan dari segala pengaruh Mesir/ perhambaan orang Mesir. Kita dihapuskan dari segala dosa-dosa kita untuk bisa mengasihi Tuhan. Di sini kita melihat pengaruh dari Firman Allah untuk penyucian. Untuk penyunatan ini dipakai pisau dari batu, itu pisau khusus (Yosua 5 : 2 – 3), jadi bukan silet atau sembarang pisau. “Pisau dari batu”, batu itu keras, itu penyunatan dari Firman Allah, Firman yang keras untuk melepaskan kita dari segala pengaruh daging. Di hari-hari ini banyak orang yang tidak suka dengan Firman Tuhan yang keras, yang ‘menyunat’ kita,  inila penyucian Tuhan.

 

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”

(II Timotius 4 : 2) 

 

Ini Firman Tuhan yang “keras”.

Apa itu Firman Tuhan yang “keras” ?

 

“…nyatakanlah apa yang salah…” à Kalau Firman Allah berbicara menyatakan hal yang salah, ini Firman Tuhan yang keras.

 

“…tegorlah…” à artinya : ‘dipotong’, dihentikan segera.

 

“…dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” à Ini Firman Tuhan yang keras untuk menyunat kita, tetapi bukan untuk mematikan kita, melainkan menyembuhkan kita.

 

“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (II Timotius 4 : 3 - 4)

 

Jadi gereja Tuhan didongengi sampai mengantuk dan tertidur. Mendengar dongeng, tidak ada Firman Tuhan sebab tidak tahan, tetapi itulah yang dipakai oleh Tuhan untuk melepaskan kita dari cela Mesir, dari dosa-dosa yang menghimpit kita. Jadi tadi kita melihat bahwa kita perlu mengalami “penyunatan” Firman Allah.

 

Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.”(Kolose 2 : 11 - 14)

 

Ini penyunatan Firman Tuhan. Hasilnya apa?

“Dalam Dia kamu telah disunat,…dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa.” à Inilah sunat itu, yaitu menanggalkan tubuh yang berdosa, bukan tangan yang dipotong tetapi perbuatan-perbuatan dosa itu yang harus disunat, dipisahkan oleh Firman Allah yang keras, yang menyatakan kesalahan, yang menegor dan menasihati. Ini Firman kegerakan yang besar itu yang melibatkan orang-orang yang sudah disunat ini.

 

“...Ia mengampuni segala pelanggaran kita” à Kata “mengampuni” di sini juga berbicara tentang mengampuni kesalahan.

 

“…menghapuskan surat hutang….degan memakukannya pada kayu salib” à Jadi Tuhan sudah mengerjakan ini di atas kayu salib. Tuhan mengerjakan penyelamatan untuk semua umat Tuhan yang mendengarkan Firman Allah ini.  Jadi penyunatan di sini berbicara tentang pengampunan dosa.

 

Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Rasul 22 : 12 – 16)

 

Kita melihat satu pribadi ini, yang jelas-jelas orang ini sudah disunat menurut hukum Taurat, tetapi ia harus mengalami penyunatan kembali.

 

“Di situ ada seorang bernama Ananias…”à Ini kesaksian dari Rasul Paulus, ia ulangi kejadian disitu ada orang yang bernama Ananias.

 

“…bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia…” à Tadinya ia buta dan sekarang “buka matamu”, artinya coba lihat, pandangan yang mengerti, tadinya ia buta, matanya tertutup oleh sinar, sekarang bukalah matamu.

 

“…untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar… à Jadi gereja Tuhan ini nanti akan menjadi saksi Tuhan, akan terjadi satu kegerakan yang besar.

 

“…mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan! à Jangan ragu terhadap Baptisan Air.

Nanti tanggal 28 Januari 2002 jika Tuhan ijinkan, akan ada Baptisan Air, sebab kegerakan ini terjadi hanya untuk orang-orang yang mengalami penyucian. Baptisan Air dan penyunatan ini suatu kuasa Allah dalam kita. Dulu bangsa Israel disunat, sekarang kita dibaptis, maksudnya : Untuk menghapus segala ‘hutang’ dan ‘surat hutang’ kita, artinya Tuhan mengampuni kita.

Di sini Rasul Paulus katakan : “…ia akan dipakai tetapi lebih dulu bangun, jangan ragu-ragu, berikan dirimu dibaptis, agar segala dosa-dosamu dihapuskan daripadamu” Jadi disucikan dari dosa.

 

“Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” (Kejadian 6 : 8 – 9)

 

Ini satu orang lagi yang namanya Nuh.

 

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” (Kejadian 6 : 5 – 7)

 

Kita melihat dosa jaman Nuh itu sudah terulang kembali pada jaman ini, dan dosa itu akan dihukumkan. Sekarang juga manusia ini akan mengalami penghakiman.

 

“…Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.” à Nuh mendapat kasih karunia. Pasal-pasal berikutnya kita melihat kasih karunia Tuhan pada Nuh ini dalam bentuk diijinkan melihat dan naik bahtera itu, dan saat air bah melanda dunia, semua ‘daging’ itu binasa/hancur dan tenggelam, tetapi Nuh selamat, ia mendapat kasih karunia Tuhan.

Sekarang,  apa artinya bahtera Nuh itu ? Kita baca dalam

 

“Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,”  (I Petrus 3 : 21)

 

Ini baptisan, “sunat” untuk kita.

Baptisan Air ini bagi kita sekarang berguna untuk :

1.       Mengampuni dan menyucikan kita dari dosa

2.       Menyucikan hati nurani kita

3.       Bisa mengalami kasihNya Tuhan dan Tuhan menyatakan bahwa baptisan ini adalah tindakan melakukan kehendak Allah.

 

Catat ini baik-baik : Baptisan Air itu bukan karangan/ aturan gereja, tetapi dalam Alkitab disebut ‘seperti Nuh itu masuk dalam air’, itu dibaptis, kemudian bangsa Israel masuk dalam ‘air laut Kolsom’, itu juga dibaptis. Jadi begitu kehidupan kita sekarang ini. Kita mengalami baptisan itu bukan peraturan, itu sudah ada sejak pada Perjanjian Lama kemudian dibawa oleh Tuhan kepada kita jaman Perjanjian Baru ini dalam bentuk Baptisan Air. Itu ada penjelasan lebih lanjut, nanti Pak Yakub dan Pak Yusuf akan menjelaskan kepada saudara-saudara yang akan dibaptis, akan ditatar agar mengerti bahwa Baptisan Air ini merupakan suatu kuasa Allah. Sekarang baptisan itu dikecilkan, ada yang mengatakan itu hanya lambang, itu tak perlu, tidak meyelamatkan, padahal  Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Baptisan Air itu menyucikan, menghapuskan dosa kita dan membawa kasih karunia, sebab kita melakukan kehendak Allah.

 

“Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.” (Matius 3 : 14 – 15)

 

Yesus minta dibaptis tetapi ditolak oleh Yohanes.

Kalau Baptisan Air itu hanya sekedar peraturan, Tuhan tidak akan memaksa Yohanes untuk membaptiskan Tuhan Yesus, sebab Baptisan Air itu merupakan cara kita melakukan kehendak Allah dan cara yang paling bisa dilakukan adalah masuk dalam Baptisan Air. Berdoa juga melakukan kehendak Allah, nanti di Taman Getsemani Yesus juga melakukan kehendak Allah, dan ini lebih berat lagi. Jadi kalau kita dibaptis saja tidak mau, bagaimana kita nanti di dunia ini, apa kita mampu melakukan kehendak Allah ? Mulai dari yang kecil, Baptisan Air saja kita sudah ragu-ragu, bagaimana dengan melakukan kehendak Allah yang lebih besar ? Rasul Paulus dinasihati  oleh Tuhan : kamu jangan ragu-ragu, dan kita melihat apa yang dilakukan Tuhan kepada rasul Paulus : dunia mengakui bahwa rasul Paulus dipakai oleh Tuhan!! Jadi melakukan kehendak Allah. Apa arti melakukan kehendak Allah ?

 

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14 : 21)

 

Jadi kita mendengar dan melakukan Firman Allah.

Kita melihat di sini bahwa “sunat” itu berarti : kita melakukan Firman Allah untuk mengasihi Tuhan. Dalam Tabut Perjanjian ada alat semacam itu namanya 2 loh batu, artinya : mengasihi Tuhan. Kita “disunat” menjadi milik Tuhan yang dikasihi oleh Tuhan, inilah kita mengasihi Tuhan. Saat Yesus dibaptiskan, terjadi proklamasi untuk seluruh dunia : “Inilah anakKu yang Kukasihi”. Begitupun jika kita melakukan Firman Allah, kita diakui oleh Tuhan menjadi orang yang dikasihi oleh Tuhan, dan itu pengertiannya/efeknya luar biasa, kalau kita adalah orang yang dikasihi oleh Tuhan. Saya tidak bisa mengucapkan kata-kata yang lebih dari ini lagi : kalau kita dikasihi oleh Tuhan, apapun kekurangan kita, dunia mau berbuat apa ? Sebab kita dikasihi oleh Tuhan, Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuan.

 

II. Tentang PASKAH

(Yosua 5 : 10 – 12)

 

“Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.” (Yosua 5 : 10 – 11)

 

Jadi pada hari ke 14 ini, domba disembelih.

Kita melihat mereka menyeberang pada tanggal 10 (ayat 19), dan kalau saudara bandingkan dengan kitab Keluaran 12, itu memang adalah masa dari Paskah : Tanggal 10 domba ditangkap dan tanggal 14 domba disembelih. Ini “korban” kematian Tuhan untuk menjadi “kelepasan umatNya” dari negeri Mesir (dulu) dan sekarang ini adalah “kelepasan umatNya” dari dunia ini, dari dosa-dosa yang mengikat manusia di dunia ini.

 

“Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” (Yosua 5 : 12)

 

Jadi kita lihat di sini : Paskah = tindakan iman.

Melakukan Paskah ini tindakan iman. Jika Tuhan masih ijinkan kita dan kita masih diberi umur panjang di bumi ini, nanti tanggal 9 – 12 April 2002 kita akan mengadakan kebaktian Paskah. Saya sampaikan ini agar seluruh sidang jemaat ikut mendoakan.

Kebaktian Paskah  Persekutuan secara nasional yang akan diadakan di Surabaya ini, kita sudah memesan dan bicara dengan pihak Hotel Westin, kita diijinkan untuk menggunakan beberapa ruangan di situ untuk kita merayakan Paskah ini.

 

Mari kita perhatikan apa arti Paskah ini ?

Tadi saya katakan bahwa ini adalah tindakan iman. Begitu selesai Paskah, manna tidak turun lagi. Tadinya bangsa Israel itu makan manna yang turun dari langit tiap-tiap pagi dan mereka hanya tinggal memungut saja sesuai dengan perintah Firman dari Allah. Tetapi sekarang sesudah Paskah, kita melihat manna itu berhenti dan yang dimakan oleh bangsa Israel adalah buah-buahan hasil dari tanah Kanaan. Jadi sudah makan hasil dari tanah Kanaan. kalau tadi saya katakan bahwa Kanaan berbicara tentang kerajaan Allah à ini berbicara tentang hasil yang kekal, yang terus menerus.

 

Manna itu berarti juga Firman Tuhan yang menghasilkan iman kita. Selama di padang belantara, kita diberi kesempatan untuk mendengar Firman Tuhan. Membaca Firman Tuhan itu sudah merupakan kebahagiaan dan memberikan kita pertolongan, sampai dengan hari ini kita mendengar Firman Tuhan. Kalau Tuhan ijinkan, gereja Tuhan nanti akan masuk dalam praktek iman untuk menguji iman kita. Dengan adanya percobaan yang terjadi, kita akan ‘timbul’ dan memiliki iman yang kuat.

 

“Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”(I Petrus 1 : 7) 

 

Memang tahun-tahun berikutnya ini tidak bisa disangkal bahwa gereja Tuhan bersama dunia ini akan masuk dalam masa-masa pencobaan. Sekali lagi saya katakan bahwa ini tidak untuk membuat kita binasa, Alkitab katakan bahwa “…kamu harus bergembira sekalipun seketika masuk dalam berbagai macam pencobaan, tujuannya bukan untuk menghancurkan kita tetapi untuk membuktikan iman kita yang lebih mahal nilainya dari emas dan perak. Ini iman. Kita mendengar dan membaca Firman Tuhan di hari-hari ini untuk dan sudah menjadi kekuatan bagi kita. Di dalam perjalanan masa yang lalu, kita sudah dikuatkan oleh Firman yang kita dengar dan kita baca, mengerti dan percaya. Kita sudah dikuatkan oleh Tuhan dari kesaksian-kesaksian sidang jemaat dan saya tahu bagaimana kita dikuatkan oleh Firman Tuhan di hari-hari ini. Itu bagaikan manna yang dimakan oleh bangsa Israel di padang belantara dan sudah memberikan kekuatan. Di padang belantara, bangsa Israel pernah berperang, macam-macam yang mereka lalui tetapi selalu menang, mengapa ? Sebab mereka telah “makan manna”!! Tidak hanya membaca dan mendengar Firman walaupun kita percaya sebab itu belum cukup, tetapi kita harus masuk dalam “praktek iman”. Ujiannya iman!! Ini yang nanti akan dialami di tahun mendatang ini jika masih diijinkan oleh Tuhan, agar kita tidak hanya mendengar Firman Tuhan saja, tetapi praktek dengan iman, itu untuk membuktikan bahwa iman kita itu kuat dan kekal.

 

“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.” (Yakobus 1 : 22 – 23)

 

Jadi kita harus melakukan Firman Tuhan, bukan hanya mendengar. Memang kita harus mendengar sampai kita percaya dan mengerti, tetapi ujiannya nanti akan kita alami.

 

“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2 : 22) 

 

Ini hasil dari melakukan Firman Tuhan.

Kita mendengar, membaca dan mengerti Firman Tuhan, kemudian kita percaya, tetapi banyak kali dalam menghadapi kesulitan kita tidak memanfaatkan. Melakukan Firman Tuhan à ini yang perlu bagi kita. Lebih baik kita diuji oleh Tuhan agar nanti dalam segala sesuatu kita memanfaatkan iman, dalam segala perbuatan kita menggunakan iman ini. Jadi dalam tahun ini memang akan terjadi sesuatu tetapi di saat itu kita mengunakan iman. Jika kita memiliki iman yang kekal, kemenangan dapat kita alami dan segala sesuatu dapat terjadi. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang beriman. Ini yang kita pegang di tahun-tahun mendatang. Jadi jangan hanya mendengar dan membaca Firman, tetapi langsung praktek Firman Tuhan. Tuhan ijinkan praktek untuk ujian iman itu. Ayat-ayat ini sudah saya sampaikan kepada kita. Dalam Injil Yohanes 8 : 31 – 32, praktek iman ini bukan hanya supaya kita kuat tetapi agar kita menemukan hidup yang dibenarkan oleh Tuhan.

 

“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

(Yohanes 8 : 31 – 32)

 

Jadi dengan iman ini, kita tidak hanya kuat tetapi kita masuk dalam “hidup yang dibenarkan oleh Tuhan” dan kita diberi hak untuk tinggal dalam kerajaan Allah dengan iman.

 

III. Tentang PEDANG

(Yosua 5 : 13 – 15)

 

Kita sudah melihat bahwa dengan Firman Tuhan kita memiliki kasih Tuhan, dengan “sunat” kita disucikan untuk dapat memiliki kasih Tuhan dan dengan Paskah itu kita menikmati buah negeri Kanaan à itu iman yang kita praktekkan, hidup dalam kebenaran Tuhan.

 

“Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?” (Yosua 5 : 13)

 

Jadi ini bukan pedang yang disembunyikan tetapi pedang yang terhunus.

 

“Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian.” (Yosua 5 : 15)

 

Tempat itu kudus.

Ini “pedang”. Dalam Efesus 6 : 17 – 22, itu berbicara tentang “Terang Pedang Roh”, Firman Tuhan yang harus dijelaskan. “Pedang Firman” yang terhunus itu bukan Firman yang disembunyikan tetapi Firman yang dijelaskan/ diterangkan, itu yang menyucikan kita. Jadi bukan Firman yang tersembunyi tetapi Firman yang dicabut dari sarungnya untuk ditunjukkan. Juga di hari-hari ini, Firman Tuhan “dibukakan” begitu jelas, untuk apa ? Untuk menyucikan kita sampai ke dalam sumsum kita, dalam roh kita.

 

“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4 : 12 – 13)

 

Ini penyucian dari tajamnya Firman Allah.

Jadi jangan coba-coba menyembunyikan dosa di hari-hari ini sementara “pedang” itu sudah dicabut, sudah diangkat untuk menyucikan kita sebab kita tinggal di “Kanaan” harus dalam keadaan suci.

 

“…yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab…” à Jadi harus dipertanggungjawabkan.

 

“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” (II Korintus 5 : 10)

 

Kalau sekarang kita sudah disucikan oleh Firman Allah, kita punya pertanggungjawaban dalam Tuhan : IA pembela kita, Ia yang sudah membenarkan kita, kita tinggal menerima upah. Sekali lagi saya katakan : Jangan menyembunyikan dosa apalagi kalau Firman Tuhan sudah menyatakan, kita tinggal mengaku dan kita disucikan dengan tajamnya Firman Allah.

 

“yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” (I Petrus 1 : 2 – 3)

 

Untuk apa kita disucikan ? Untuk mempunyai “hidup yang penuh pengharapan”. Itu sebabnya jangan takut!! Di mana ada dosa, itu menggelisahkan manusia. Orang najis dan orang kotor tidak dapat diharapkan, ia tidak punya pengharapan tetapi kita disucikan oleh Firman Allah agar punya hidup yang penuh pengharapan.

 

“…dikuduskan oleh Roh…” à Itu sebetulnya “…dikuduskan oleh pedang Roh”, itulah Firman Tuhan.

 

“Menerima percikan darah” à itu sengsara bersama Tuhan.

 

Kita disucikan untuk “dilahirkan kembali” dalam hidup yang penuh pengharapan.

Jadi kita perlu disucikan oleh pedang Firman Tuhan dan kita lihat di sini dalam pasal 5, ini hidup di negeri Kanaan, hidup kerajaan sorga, adalah orang-orang yang melakukan Firman Allah (semoga kita semua ada di sana).

1. Injil Yohanes 14 : 21 à “Sunat”, itu melakukan Firman Allah untuk mengasihi Tuhan, bukan hanya sekedar mengetahui tetapi untuk dapat mengasihi Tuhan. Ini “sunat” untuk mengasihi Tuhan, kita melakukan Firman untuk mengasihi Tuhan.

2. Yakobus 2 : 22 à Melakukan Firman Tuhan untuk mendapatkan iman yang sempurna.

3. I Petrus 1 : 2 – 3 à Melakukan Firman Tuhan untuk menerima hidup yang penuh  pengharapan.

 

Saudara baca ayat-ayat selanjutnya : Kita hidup dalam suasana sorga sekalipun kita masih hidup dalam dunia ini. Kita lihat hal yang penting dalam I Korintus 13 : 13 à inilah yang kita bawa masuk dalam negeri Kanaan, inilah buah-buah negeri Kanaan.

 

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (I Korintus 13 : 13) 

 

“…iman…” à Yang dimaksud adalah iman yang sempurna.

 

Kita perlu menjadi milik Tuhan. 

 

“SELAMAT   TAHUN   BARU!!”

 

Kita mengakhiri pemberitaan Firman Allah saat ini dan kita akan memasuki Tahun Baru dengan Perjamuan Suci. Sekarang sudah tahun 2002, kita tinggalkan tahun 2001. Berdirilah dan berdoa, terimalah kemurahan Allah dan dengan perpanjangan umur ini kita sekalian masuk tahun 2002. Puji Tuhan !!

 

 

 

 

KABAR MEMPELAI INTERNASIONAL