Kebaktian Doa Penyembahan”Mezbah Dupa”, 26-02-02
Oleh : Pdt. Pong Dongalemba
Sidang Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan, saya menyampaikan salam
sejahtera dan selamat berbahagia dalam menerima sabda Tuhan di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus.
Kita menggunakan waktu dan memilih tempat duduk untuk mendengarkan Firman Tuhan, dan kemudian kita akan menyembah Tuhan, tetapi sebelumnya, kita akan mendengarkan Firman Tuhan untuk mendapatkan suatu kehidupan yang tidak akan binasa. Inilah yang Tuhan berikan kepada kita dalam pengikutan kita kepada Tuhan. Tuhan senantiasa memberikan kita pertolongan. Puji Tuhan !!
Di dalam Injil Matius 7 kita sudah mendengarkan
tentang bagaimana mengikut Tuhan melalui pintu yang “sesak” : “karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang
menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatinya” biarlah kita
termasuk di dalam hitungan “sedikit orang” yang mengikuti jalan sempit, pintu
yang sempit itu. Jalan sempit, pintu sempit ini berbicara tentang
kesulitan-kesulitan di dalam mengikut Tuhan, yaitu banyaknya sengsara di dalam kehidupan ibadah kita. Jadi untuk
masuk di dalam sorgapun masih mengalami banyak sengsara( ayat-ayatnya sudah
dijelaskan).
inilah yang menambah
kesulitan perjalanan pengikutan kita kepada Tuhan, jalannya sudah sempit,
ditembah dengan adanya “nabi-nabi palsu” di depan pintu yang sempit itu. Di
sini “nabi-nabi palsu” itu digambarkan seperti seekor “serigala” binatang yang
buas dengan pengajaran sesatnya. Ini yang menambah sengsara, yang menggoda
dan membuat berbagai macam sengsara
untuk memberatkan pengikutan kita kepada Tuhan. Di hari-hari ini nabi-nabi palsu
akan bekerja “ekstra” keras untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan, sebab merupakan
kesempatan terakhir baginya untuk sungguh-sungguh menjatuhkan anak-anak Tuhan,
jadi kita harus sudah waspada dengan berpegang pada “pengajaran firman yang
benar”, pengajaran yang daripada Allah di dalam FirmanNya.
Kita sudah mengikuti dan mendengarkan penjelasan dari “pintu-pintu sempit” ini. Dua pintu sempit sudah dijelaskan, yaitu:
I. “Pintu Gerbang” à berbicara tentang “Iiman”.
Iman merupakan karunia dari Tuhan, yang disertai dengan sengsara (Filipi 1 : 29-30).
bukan untuk
binasa, tetapi justru kita mendapat kehidupan kekal ( tidak binasa). Banyak
orang dengan pikiran dagingnya mengatakan, bahwa mengikut Tuhan itu susah,
tetapi sekarang kita harus sadar bahwa pengikutan kita, iman kita yang
ditandai dengan sengsara itu adalah iman yang betul, iman yang teruji, dan iman
kita semakin teguh. Itu jalannya
dari pintu sempit : kita memiliki iman dan berjalan di dalam jalan kebenaran.
Jalan kebenaran itu juga “sempit”, sebab kebenaran itu diperoleh melalui “pengampunan dosa” .
Jadi kita dibenarkan bukan karena diri kita yang benar, tetapi karena pengampunan yang diberikan Tuhan
kepada kita, karena kita percaya kepada Yesus, kita menerima pengampunan dosa.
Jadi kita dibenarkan lewat pengampunan dosa. Itu yang harus diingat !! Kita
hidup dalam kebenaraan oleh karena pengampunan dosa. Kalau kita masih melakukan
dosa itu lagi, maka pengampunan itu gugur. Jadi, kita harus memelihara
pengampunan ini, agar kita dapat merasakan “sempit”nya jalan dalam mengikut
Tuhan, pengampunan itu “selalu dikontrol” oleh Tuhan untuk selalu kembali
kepada Tuhan, itu namanya bertobat.
Jadi, itulah
caranya memelihara pengampunan dengan bertobat, yaitu berhenti berbuat dosa,
kembali kepada Tuhan, tidak berbuat dosa lagi. Kemudian, bukan cuma
tidak mau berbuat dosa lagi, tidak
mau berbuat dosa lagi, tetapi nanti
sampai mengalami kelepasan, di mana kita sangat membenci dosa itu.
Itu artinya kita mengalami kelepasan, sehingga pengampunan itu semakin kuat. Jadi
kita diampuni sampai mengalami kelepasan dosa. Sedangkan kebenaran yang
tadinya kita alami akan mendarah daging sampai kita dilahirkan baru.
Kita menjadi benar sama seperti Ia adalah benar. Jadi puncak pengikutan kita
kepada Tuhan di dalam “jalan sempit” ini adalah kita tidak dapat berbuat dosa
lagi, itu yang menjadikan kita sebagai anak yang taat dan dengar-dengaran.
Hasil kelahiran baru : kita benar seperti Yesus adalah benar, dapat kita baca di dalam :
I Yohanes 3 : 7-9. Baptisan Air juga melahirkan kita baru, itu bukan “sekedar tata cara” tetapi membuat kita sampai tidak dapat berbuat dosa lagi. Ini tanda dari anak-anak Allah.
“Anak-anakku….sama seperti Kritus adalah benar……,setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi, sebab benih ilahi itu tetap ada di dalam dia, ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”
Dari mulanya
iblis sudah berbuat dosa, dan tidak akan pernah dapat bertobat, karena memang
ia roh tidak mempunyai “sarana” untuk bertobat, yaitu “tubuh/daging” ini. Jadi
tubuh yang kita miliki ini adalah sarana untuk bertobat. Tuhan sudah menjadi
manusia “tubuh” untuk menjadi “sarana”
Korban Penghapus dosa manusia. Jadi sarana untuk bertobat
adalah tubuh kita, Tubuh dan Darah
Kristus untuk mengampuni segala dosa kita. Setan tidak mempunyai itu. Oleh
karena itu saat setan berbuat dosa-melawan Tuhan, ia langsung dibuang/ditahan
di dalam lubang sampai hari penghakiman Tuhan tiba. Jadi jangan sia-siakan
“tubuh” kehidupan kita ini. Seringkali kita ingin menjadi seperti malaikat,
padahal Tuhan menjadikan kita manusia ini adalah kemurahan Allah yang besar,
sebab di dalam tubuh ini kita mempunyai kesempatan untuk bertobat. Yesus
datang sebagai “manusia” untuk menjadi Korban Penghapus dosa (Ibrani 10) dan sarana ini harus kita manfaatkan.
Setan tidak mempunyai sarana ini, sehingga ia tidak dapat bertobat. Binatang
mempunyai tubuh/daging, tapi tidak mempunyai roh, sehingga ia tidak perlu
bertobat (1 Korintus 15 :50), dan tidak dapat masuk di dalam kerajaan sorga.
Itu sebabnya singa yang buas ia tetap buas, ia tidak pernah bertobat, dan tidak
perlu bertobat, sebab ia hanya daging saja, tidak ada bagian “janji” masuk di
dalam kerajaan sorga. Tetapi manusia mempunyai tubuh dan roh yang mendapat
bagian di dalam kerajaan sorga, oleh sebab itu manusia dapat dan perlu
bertobat !! ia keluar dari tubuh “daging”, tetapi masuk di dalam Rumah Allah. Manusia yang merasa tidak perlu
bertobat adalah manusia yang menyia-nyiakan “sarana” dan kesempatan untuk masuk
di dalam kerajaan sorga.
“Karena kami tahu, …. Allah menyediakan suatu
tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang
tidak dibuat oleh tangan manusia”( II Korintus 5 : 1)
“Kemah” ini berbicara tentang “tubuh” kita, tubuh yang baru (1 Korintus 15). Jangan mengatakan bahwa kita tidak perlu bertobat, kemudian terus berbuat dosa, itu berarti kita sama seperti dengan “binatang” yang memang tidak perlu bertobat. Jangan pula mengatakan bahwa dosa kita sudah terlalu hitam sehingga kita tidak dapat bertobat lagi, tetapi kita harus datang dan mempercayakan diri pada darah Yesus. Kita punya tubuh ini untuk bertobat dan darah Yesus, Anak Domba Allah membuat kita bisa bertobat. Jadi, jangan ingin menjadi sama seperti malaikat. Mungkin kita tidak bilang “mau sama” seperti malaikat, tetapi kalau kita tidak pernah mau mengaku dosa, tidak pernah bersalah, tidak berbuat berdosa, sok suci, tetapi kita harus sungguh-sungguh suci karena pengampunan oleh darah Yesus.
“barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari
iblis, sebab iblis berbuat dosa pada mulanya” ( I Yohanes 3 : 8)
Tuhan mau menolong kita, tetapi mengapa kita tidak mau dilahirkan baru?
“Setiap orang yang lahir dari Allah tidak
berbuat dosa lagi, sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia…..karena ia lahir
dari Allah”
( I Yohanes 3 : 9)
Jadi firman Allah, Roh Kudus, dan kasih Allah adalah benih illahi, Ia menetap di dalam kehidupan anak-anak Tuhan yang dilahirkan baru, seperti Yesus juga dibaptis dan dipenuhkan oleh Roh Kudus , sehingga ada pengakuan dari Tuhan : “Inilah AnakKu yang Kebaktian Umum Kasihi, kepadaNyalah Aku berkenan”, sehingga segala permohonan-permohonanNya didengar oleh Tuhan. Jadi Kita dilahirkan baru dari benih ilahi untuk menjadi anak-anak Tuhan yang taat dan dengar-dengaran, sebab Roh Kudus menyucikan kita, dan kita tidak dapat berbuat dosa lagi. Inilah kelahiran baru dan kemudian kehidupan kita akan ditingkatkan oleh Tuhan masuk dalam pintu sempit yang kedua, yaitu “Pintu Kemah” atau “Pintu Tabernakel”
II.”Pintu
Kemah”/“Pintu Tabernakel” à berbicara tentang Taat dan dengar-dengaran
“yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai
dengan rencana Allah , Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat
kepada Yesus Kritus dan menerima percikan darahNya.Kiranya kasih karunia dan
damai sejahtera semakin melimpah atas kamu”( I Petrus 1 : 2)
Tanda dari orang
yang disucikan oleh Roh Kudus bukan sekedar dipenuhkan oleh Roh Kudus, tetapi
taat dan dengar-dengaran. Ini “Pintu Tabernakel/Pintu Kemah” kita diangkat
menjadi anak-anak Tuhan masuk di dalam Rumah Bapa. Kalau kita percaya memang
ada percikan darah, itu pintu sempit yang kedua : ketaatan, kepenuhan Roh
Kudus, disucikan dengan Roh Kudus tandanya, kita menjadi orang yang taat dan
dengar-dengaran. Itu tanda yang tidak dapat ditiru oleh setan, kalau tanda-tanda
lain masih dapat ditiru oleh setan, tapi yang “satu” ini tidak dapat ditiru
oleh setan, sebab setan tidak dapat dengar-dengaran, suka memberontak, suka mendurhaka, suka menghujat. Jadi kita
harus waspada kalau kita sedang mengeluarkan kata-kata yang kotor sebab itu
mempunyai roh yang bukan dari Roh Tuhan. Lain kali kita memaki-maki dengan
emosi yang meledak-ledak, dan ini sudah mendarah daging, sebaiknya kita berdoa
agar kita disucikan dengan percikan darah Anak Domba Allah, sehingga kita menjadi orang yang taat dan dengar-dengaran.
Kita dapat melihat perkataan dari orang yang dengar-dengaran, ia memakai bahasa
Roh Kudus, bahasanya Tuhan yang suci, yang mengandung berkat. Jadi setiap
perkataan kita mengandung berkat dari “kebenaran Firman”.
“Jika … firman Allah” ( I Petrus 4 : 11)
“Terpujilah …
pengharapan” ( I Petrus 1 : 3)
Sejauh ini kita
sudah dikuduskan oleh Roh Kudus dan menjadi orang yang dengar-dengaran. adalah
percaya. Jadi dari percaya harus segera diikuti dengan dengar-dengaran
sebagai langkah pengikutan selanjutnya. Banyak orang yang percaya yang tidak
disertai dengan dengar-dengaran, dan ditakutkan imannya akan gugur.
Jadi semuanya ini merupakan satu kesatuan
“rantai” perjalanan mengikut Tuhan. Sesudah kita percaya, dan dengar-dengaran
kita masih harus mengikuti jalan sempit yang selanjutnya, yaitu jalan kesucian
yang penuh pengharapan. Orang suci itu penuh pengharapan. Saya sering
mengatakan bahwa orang yang suci itu dapat diharapkan, ada pengharapan, ia
tidak akan cepat putus asa, hidupnya penuh pengharapan. Apakah buahnya ? Kita
melihat pada ayat : 4, itu buah yang pertama, yaitu : menerima bagian yang tak
dapat binasa, yaitu firman, kita dilahirkan dari benih firman yang tak dapat
binasa
“Untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat
cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu” ( I Petrus
1 : 4)
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan
dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana oleh firman Allah ,
yang hidup dan yang kekal” ( I Petrus 1 : 23)
Firman adalah
benih yang kekal yang membuat hidup
kita tidak dapat binasa. Sekarang kita melihat “proses” bagaimana pekerjaan
firman di dalam hidup kita. Saya sudah membawa Sidang Jemaat ke padang
belantara bersama orang Israel dengan manna. Manna adalah roti “firman Allah”
yang turun dari surga.
“Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah
mereka seorang kepada yang lain: Apakah ini ?” sebab mereka tidak tahu apa
itu…… makananmu” (Keluaran 16 : 15)
Bangsa Israel tidak mengetahui apakah itu “manna” yang turun bersama embun. Memang Firman itu turun dari surga dalam ilham (Di dalam surat II Petus 1 mengatakan “diilhamkan”) menjadi makanan kita. Coba kita membandingkan dengan Injil Yohanes 6, di sana kita dapat membaca tentang “roti”, mulai dari roti yang dibagi-bagikan : lima ketul roti, roti manna, sampai pada roti yang turun dari sorga, yaitu Tubuh dan Darah Kristus. Jelas kita melihat bagaimana proses Firman yang membawa kita kepada kehidupan yang kekal.
Roti “Manna” Pertama : Roti “Firman” Sehari-hari ( Keluaran 16 : 16-21)
Firman sehari-hari yang kita terima adalah firman penyucian yang menyucikan kita dan membuat kehidupan yang tak dapat binasa.
* Proses
Pertama à Tegoran Firman
Tegoran firman untuk yang menyatakan segala dosa-dosa kita.
Di dalam pengajaran Tabernakel, juga di dalam kitab Keluaran mengatakan, bahwa Firman merupakan suatu “pisau yang tajam”. Kita membaca di dalam Ibrani 4 : 12-13 :
“sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum…..yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggung jawab”
Itulah “pisau” firman penyucian yang tajam,
yang mengoperasi segala kesalahan/dosa manusia yang tersembunyi sampai ke dalam
bathin dan sum-sum manusia. Jadi tajamnya firman Allah yang disampaikan itu, sebenarnya Tuhan mau
memberikan suatu kehidupan yang tidak dapat binasa, Tuhan “operasi” sampai di
tempat yang paling “rahasia” tersembunyi, itu tajamnya firman Penyucian. Tetapi
di samping tajamnya firman Penyucian itu, Zipora, istri Musa di dalam kitab
keluaran 4 mengatakan, bahwa ia menggunakan “pisau batu” untuk menyunat
anaknya. Kita sudah mendengar bahwa “sunat” ini menanggalkan “bagian” tubuh
yang berdosa. Bangsa Israel juga mengalami penyunatan secara massal (Yosua 5 :
2,3), Sedangkan di dalam surat Kolose pasal 2, Baptis Air itu untuk melepaskan
segala dosa-dosa
Jadi “pisau batu”
ini juga berbicara tentang “tegoran” firman Allah yang keras, yang berguna
untuk melepaskan segala tabiat dosa/perbuatan dosa yang sudah mengakar di dalam
hati.
* Proses Kedua
à Cambuk
Jikalau tegoran
itu masih belum juga ditanggapi, maka Tuhan datang dengan cambuk, artinya untuk
melepaskan segala dosa yang sudah “berkarat” berakar di dalam kehidupan kita,
agar kehidupan kita menjadi suci di hadapan Tuhan.
* Proses
Ketiga à Nasihat Firman
Allah
Nasihat firman
ini juga keras di dalam sanksinya. Jikalau kita melawan/melanggar nasihat
firman, maka berat sanksinya. Tetapi itu semua harus dikerjakan dengan “sabar”
dan dengan “pengajaran”. Jadi, baiklah kita menggunakan “tajamnya” Firman Allah
untuk menyucikan kehidupan kita, agar segala dosa kita dinyatakan, kita
terlepas dari dosa dan hidup dalam kebenaran firman, kita menjadi kehidupan
yang tidak dapat binasa. Puji Tuhan !!
Inilah keras “tajam”nya Firman Penyucian yang
terletak pada pengajaran Firman Tuhan ini. Jadi itu proses bagi kita untuk
mendapat kehidupan yang kekal.
Kalau kita sudah
disucikan, untuk apakah kesucian ini?
Jadi masih ada kelanjutannya, yaitu kita mempraktekkan kesucian hidup
ini (mempraktekkan Firman Allah ==
mempraktekkan kesucian)
Roti“Manna”Yang Kedua: Penyucian Dan
Perhentian(Sabat)Keluaran 16 : 22-30).
Roti ini
dikumpulkan pada hari yang keenam, untuk kita adalah saat “sekarang” hari ini.
Kita sudah mengalami perhentian sekarang ini, agar dapat masuk di dalam
Kerajaan Seribu Tahun, jadi tidak langsung masuk, tapi mulai sekarang ini
dilihat, apakah kita nanti dapat masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun itu ? jadi sipakah yang dapat masuk di sana ?
yaitu orang-orang yang mempraktekkan Firman, yang sudah
mempraktekkan kesucian dari Firman, untuk apa ?
1. menjadi
“tenang” untuk dapat menyembah Allah.
Orang yang disucikan oleh Firman Allah tidak cepat
gegabah, ia menjadi “tenang” dan
dapat menyembah Allah. “Jadilah tenang di saat habisnya dunia ini”
Dalam 1 Petrus 4: 7-11 disebutkan praktik Firman Allah
yang pertama adalah menjadi
tenang agar dapat menyembah Allah.
“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu
kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa” ( I Petrus 4 :
7)
Kata “berdoa” à ditekankan pada doa
penyembahan Ini sebenarnya kerajaan 1000 tahun dalam suasana damai. Penyembahan
dari pekejaaan Firman yang menyucikan kita, kita sudah dapat menikmati
sekalipun seperti itu, tetapi kitapun sudah menikmati suasana kerajaan 1000
tahun, tenang-damai. Kita dapat menyembah Allah. Jadilah tenang supaya kamu
dapat berdoa, dapat menyembah. Itu praktek Firman, praktik kesucian. Orang yang
suci hatinya selalu terdorong untuk menyembah Allah, tidak perlu disuruh.
Jikalau kita mulai luntur dalam penyembahan, jangan cepat menyalahkan orang lain. Coba, lihat apakah
firman Allah itu mengerjakan penyucian di dalam kehidupan kita? Apakah masih ad
dosa yang dipertahankan? kita tidak
mungkin dapat menyembah dengan “tenang-damai”, sebab dosa-dosa itu mengganggu,
merampas ketenangan kita. Jadi tidak ada gunanya kita memelihara dosa, sebab kita
tidak dapat lagi kita menyembah kepada Tuhan (Penyembahan itu hanya untuk
Tuhan). Oleh sebab itu, marilah kita sungguh-sungguh menjaga kesucian ini.
Praktek Firman Allah adalah penyembahan
kita.
2. Mengasihi
Sesama ( I Petrus 4: 8-11)
Di sini praktik
dari firman Allah itu menjadi kasih, yaitu selalu menurut pada
perintah/kehendak Tuhan, karena ia mengasihi Tuhan. Puji Tuhan !! Tetapi sampai
disebut sini kita belum mendapat buah, sebab masih ada roti “manna” yang
ketiga.
Roti “Manna” Yang Ketiga : Kekekalan dan Kemuliaan
(Keluaran 16:32-26)
Jadi roti “manna” satu gomer ini disimpan di dalam buli-buli. Ini adalah Firman Allah yang membuat kita mengerti tentang “cahaya kemuliaan”. Kita sudah menjadi kehidupan yang tahan uji. Manna di dalam buli-buli ini tidak akan “busuk” binasa, yaitu kehidupan yang sudah tahan dalam ujian, setiap kali kita dalam ujian, kita menerima kemuliaan. Saya akan menjelaskan ini nanti di dalam Kebaktian Bible Study yang akan datang.
Jadi malam ini kita membawa Firman Allah yang sudah kita dengar, baik di dalam Kebaktian Bible Study maupun di dalam kebaktian Umum, kita resapi dalam doa supaya Firman Tuhan itu masuk dalam pikiran kita menjadi suatu pengertian yang berkesan sampai tidak mungkin kita lupakan, firman itu menjadi iman, dan kita praktekkan sampai kehidupan kita menjadi milik Tuhan kekal selama-lamanya, baru kita dikatakan memiliki kehidupan yang tidak akan binasa. Kalau Firman yang satu gomer itu sudah disimpan dalam kehidupan kita, Ia sudah mengalahkan kebusukan, artinya sudah sampai pada kekekalan dan kemuliaan, dan ini akan menjadi kesaksian bagi anak-anak Tuhan selanjutnya, agar mengetahui bagaimana Tuhan dipermuliakan di dalam orang Israel. Puji Tuhan !!
KABAR MEMPELAI INTERNASIONAL